Kamis, 19 Maret 2009

Sejarah Dusunku


# Asal-Usul Kebonjero
Pada zaman dahulu kala Kebonjero itu merupakan hutan yang lebat. Banyak pohon yang umurnya sudah ratusan tahun. Hutan tersebut digunakan oleh masyarakat sekitar untuk mengembalakan kerbau. Karena di hutan tersebut terdapat banyak sekali tumbuhan yang bisa digunakan sebagai makanan untuk kerbau mereka. Selain ada banyak tumbuh-tumbuhan, disana juga terdapat beberapa sumber mata air yang besar yang biasa digunakan oleh masyarakat untuk memberi minum kerbau yantg sedang mereka gembalakan.
Disaat orang-orang sedang sibuk mengembalakan hewan ternak mereka, datang seorang pria setengah baya,ia adalah Demang Joyo Sentiko. Pada awalnya semua masyarakat menerima kedatangan beliau dengan baik hati, karena Demang Joyo Sentiko banyak memberi petuah-petuah kepada masyarakat. Salah satu pituahnya ialah pituah untuk mengembangkankehidupan ekonomi masyarakat yang pada saat itu masyarakat hanya tahu cara mengembalakan kerbau mereka. Karena pada waktu itu telah ditemukan beberapa sumber mata air yang dinilai dapat menciptakan ekonomi warga.Maka Demang Joyo Sentiko langsung memerintahkan masyarakat untuk babat alas atau membuka lahan baru di hutan lebat tersebut. Lahan yang nantinya akan digunakan untuk lahan bercocok tanam.
Tapi ternyata setelah babat alas selesai, tidak semua lahan dapat digunakan untuk tempat bercocok tanam.Karena ada beberapa lahan yang daerahnya hanya daerah bebatuan(telataran).Maka pada tahun 1912,lahan yang tidak dapat digunakan untuk lahan bercocok tanam disebut dengan Dusun Karang, dan lahan yang dapat digunakan untuk tempat bercocok tanam dan yang tadinya hanya untuk tempat mengembalakan kerbau disebut dengan Dusun Bonjero.
Akhirnya pada tahun 1925, karena masyarakat Dusun Karang dan Dusun Bonjero hidup rukun, damai, dan bersatu, maka kedua daerah tersebut dijadikan satu yang sampai sekarang diberi namaDusun Kebonjero.
Setelah itu, lahan yang tidak dapat digunakan sebagai lahan bercocok tanam digunakan sebagai tempat tinggal masyarakat sekitar, sedangkan lahan yang subur digunakan sebagai lahan bercocok tanam dan lahan yang sebagian lahan yang subur digunakan sebagai lahan tempat tinggal masyarakat sekitar.
Sejak saat itu Demang Joyo Sentiko memegang kekuasaan di daerah tersebut. Dan semua masyarakat wajib mengumpulkan hasil panen nya kepada Demang Joyo Sentiko yang akhirnya nanti akan diserahkan kepada Belanda. Dan sejak saat itu, daerah tersebut dijajah oleh Belanda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar